Di kalangan para pembelajar quran, istilah tartil ini sangatlah familiar sekali. Bahkan kemungkinan, istilah tartil ini juga tidak asing di telinga khalayak ramai. Namun, kadang pengertian secara detailnya, masih banyak yang bingung.
Istilah ini memang biasanya sering digunakan pada saat sedang belajar ilmu tajwid. Lalu, sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan tartil itu? Nah, kita akan bahas semua itu mulai dari pengertian, kriteria, sampai dengan cara mencapainya dengan bahasan yang lengkap.
Pengertian Tartil
Dilihat dari sisi bahasa, tartil berasal dari kata rattala - yurattilu yang memiliki arti indah, serasi, atau bagus. Bisa juga diartikan sebagai sesuatu yang tersusun secara indah dan rapi.
Jika dilihat dari segi istilah, maka kita harus melihat definisi dari para ahli qiraat yang sudah dijelaskan dengan begitu rinci.
Pertama, dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib, beliau menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan tartil dalam membaca Al-Quran yaitu, “ At Tartilu Tajwidul Huruf wa Ma’rifarul Wuquf”.
Jadi, yang dimaksud dengan tartil menurut Ali bin Abi Thalib itu harus memenuhi 2 unsur penting, yaitu
- Tajwidul Huruf (Memperbagus huruf)
- Ma’rifatul Wuquf (Mengenal kaidah waqaf)
Maksud dari memperbagus huruf bukanlah dengan memberikan berbagai macam irama disaat membacanya, namun dengan memahami tempat-tempat keluar huruf beserta dengan sifat-sifat yang menyertai setiap huruf hijaiyah tersebut. Sedangkan maksud dari mengenal kaidah waqaf adalah mengetahui cara-cara yang tepat untuk berhenti dan memulai bacaan kembali.
Walaupun perkataan yang disandarkan pada Sahabat Ali ini belum ditemukan mata rantai sanadnya secara shahih, namun banyak para ulama tajwid yang menggunakan istilah ini karena isinya memang sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid.
Kedua, dijelaskan oleh Abu Ishaq di dalam kitab Lisan al Arab, bahwasanya maksud dari tartil adalah membaca setiap huruf dengan jelas, tidak terburu-buru, sehingga setiap huruf yang terbaca bisa tertunaikan semua sifat-sifatnya dengan jelas.
Apa Kriteria Sebuah Bacaan Bisa Dinilai dengan Tartil?
Melihat pengertian di atas, maka bacaan yang tartil itu hanya ditempuh dengan cara menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajwid saat membacanya. Artinya setiap huruf yang terdapat di dalam Quran harus diucapkan dengan jelas sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Diriwayatkan dalam sebuah hadits, bahwa ada seseorang yang sedang bertanya kepada Ummul Mukminin, Ummu Salamah, “ Bagaimanakah Rasulullah SAW membaca Al-Quran?” Ia menjawab, “Beliau menunaikan setiap harakatnya dengan jelas baik ketika fathah, kasrah, atau dhommah. Beliau juga membaca setiap hurufnya dengan jelas dan juga terang”.
Sudah sangat jelas bukan? Bahwa sebuah bacaan dinilai tartil itu bukan dari iramanya, melainkan dari kaidah-kaidah tajwid yang bisa tertunaikan secara sempurna.
Tips Membaca Al-Quran dengan Tartil
Lalu, bagaimana cara atau tipsnya membaca Al-Quran dengan tartil? Kamu bisa mencoba untuk mempraktekkan beberapa cara di bawah ini;
- Membaca setiap hurufnya dengan jelas, menyempurnakan tasydiid serta madnya. Serta konsisten dengan kadar ghunnahnya.
- Mengeraskan suara hingga terdengar oleh telinga, bukan membaca kayaknya orang mengunyah daging daging atau seperti menggumam.
- Membaca semua harakat dengan dengan jelas dan benar, yaitu ketika fathah, kasrah serta ketika dhommah dengan memperlihatkan perbedaan yang jelas.
- Membedakan pengucapan setiap hurufnya dengan jelas sesuai dengan tempat keluarnya masing-masing, jangan tercampur atau tertukar antara satu huruf dengan huruf yang lainnya.
- Berhenti pada tempat yang tepat, begitupun ketika memulai harus di tempat yang tepat pula. Jangan asal berhenti atau asal memulai bacaan, kecuali memang dalam kondisi terpaksa, misal ketika kehabisan nafas.
- Memenuhi setiap hak dari ayat yang mengandung tentang rahmat dan juga ayat-ayat yang mengisahkan tentang azab.
Demikianlah penjelasan yang berkaitan dengan tartil saat membaca Al-Quran. Bacaan tartil yang sesuai dengan kaidah-kaidah tajwid akan bisa diperoleh dengan belajar dibawah bimbingan guru yang mutqin. Tidak bisa diperoleh dengan cara belajar mandiri. Karena sesungguhnya, bacaan Al-Quran diturunkan dengan cara talaqqi (membaca di depan guru) untuk memastikan bahwa setiap huruf yang keluar sudah benar secara pelafalannya.
Mau belajar tahsin dengan guru yang bersanad? Segera daftar Kelas Tahsin Online Rumah Quran Sulaiman.
Posting Komentar untuk "Apa yang Dimaksud dengan Tartil Dalam Membaca Al Quran ?"